Perpustakaan; Titik Perubahan untuk Melampaui Harapan

Matanya berbinar-binar, meneteskan air mata haru saat menerima penghargaan dari seorang menteri. Rasa bahagia diselimuti decak kagum saat berjabat tangan langsung bersama Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang menginspirasi. Moment indah seperti ini memang jarang ia dapatkan, apalagi mendapatkannya dengan penuh jeripayah.

Itulah moment yang sangat mengharukan ketika saya berhasil meraih juara utama saat lomba menulis nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sekitar tiga tahun yang lalu. Momen langka yang saya sendiri tidak pernah membayangkan hal itu bisa terjadi, nyatanya terjadi di dalam kehidupan saya.

Sejak awal, saya tidak pernah berfikir akan masuk dalam jajaran apresiasi atas karya yang saya tulis, tentu mengingat karya peserta lain yang jauh lebih bagus dari pada karya saya. Namun, setelah pengumuman itu, ternyata saya mampu mengalahkan ratusan penulis lainnya. Saya semakin yakin dan percaya diri bahwa saya memiliki potensi yang mampu melampaui batas diri untuk bersaing dengan peserta lainnya.

“Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang, apabila orang tersebut tidak mau berusaha untuk mengubah nasib dirinya sendiri” begitulah kata inspiratif yang selalu saya ingat dari tutur kata ayah saya. Sejatinya jika kita berusaha dan bersungguh-sungguh, tentu hasil tidak akan mengkhianati jeripayah yang sudah kita lakukan. 

Bertahan di titik dimana saya dapat menggapai harapan dan mimpi saya menjadi seorang penulis, tentu bukan hanya hisapan jempol belaka. Semua ini tak lepas peran dari perpustakaan di sudut sekolah, hingga toko buku yang hanya jadi tempat persinggah -membaca tanpa membeli- sepulang sekolah dulu. Dan inilah secercah kisah sebelum saya berdiri tegak dalam haluan kata-kata dengan gelar penulis lepas.

Perpus Sudut Sekolah Hingga Toko Buku 

“Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun, jika engkau ingin dikenal oleh dunia, maka menulislah” begitulah kata Pramoedya Ananta Toer. Sejak pernyataan tersebut ingar di telinga, Sejak saat itu pula saya berfikir, “Apakah saya bisa menjadi seorang penulis?”

Mengarang cerita satu lembar kertas saja butuh waktu seharian untuk merangkai kata, apalagi menjadi seorang penulis yang butuh berlembar-lembar kertas untuk jadi sebuah buku. Tentu ini adalah hal yang mustahil bagi saya, lebih baik saya mengerjakan rangkaian soal matematika dari pada harus mengarang cerita di satu lembar kertas.

Tetapi itu dulu, kenyataanya berubah setelah saya rajin membaca buku di sudut perpustakaan sekolah. Salah satu teman saya pernah berkata “Kalau mau jadi penulis kuncinya satu, harus banyak-banyak membaca, karena apa yang kita baca akan kita tuangkan kembali berupa kata-kata dalam sebuah tulisan”. Nah sejak saat itu saya rajin membaca dan mulai menulis bermodalkan buku diari yang diberikan oleh sahabat saya.

Tak cukup di perpustakaan sekolah, saya juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke mall dan mampir ke salah satu toko buku yang ada di dalamnya. Bermodal buku-buku display yang terlepas dari segel plastiknya, saya pun asyik berekspresi membaca buku yang saya sukai tanpa harus membeli. Saat itu buku favorit saya adalah buku motivasi berjudul “Fight like a tiger win like a champions” karangan Darmadi Darmawan. 

Perpustakaan Tempatku Menemukan Jati Diri

Setelah lulus sekolah, rasanya kangen dengan suasana perpustakaan yang menyimpan banyak kenangan. Kebiasaan ke perpustakaan pun tak bisa ditinggalkan. Tak ada rotan akar pun jadi, tak ada perpus sekolah perpustakaan nasional pun jadi rujukannya. Dengan memperbanyak membaca, tentunya ini menjadi modal untuk diri saya menjadi seorang penulis.

Sambil membaca, sesekali saya selingi dengan menulis cerita di buku diari pemberian sahabat saya. Pertama kali saya menulis yaitu tentang cerita-cerita pribadi saya, mulai dari cerita jatuh cinta dengan seseorang, hingga permasalahan keluarga. Tentunya ini bersifat pribadi, namun dari sinilah saya mulai menemukan jati diri saya. Ternyata saya memiliki potensi menulis yang bisa saya kembangkan untuk menjadi sebuah karya. Syukur-syukur suatu saat nanti bisa menjadi pelengkap lorong di rak buku perpustakaan ini.

Nah, itulah ceritaku menemukan jati diri menjadi seorang penulis yang berusaha menyajikan karya terbaik dari sudut ruang perpustakaan. Kini saatnya temukan jati diri kalian, kunjungi perpustakaan terdekat di lingkungan sekitar dan buat perubahan besar untuk lampaui batas diri. Karena perpustakaan kini tidak hanya sebagai tempat untuk membaca, tetapi sebagai wadah untuk berekspresi, tempat untuk berinteraksi dan mengembangkan diri dengan karya-karya, seperti perpustakaan yang satu ini yaitu Perpustakaan Unsyiah yang selalu bersinergi dalam innovasinya.

Yuk baca selengkapnya ulasan tentang Perpustakaan Unsyiah berikut!

Perpustakaan Unsyiah merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi di Universitas Syiah Kuala. Lokasinya berada di Jalan T. Nyak Arief, Kampus Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh. Perpustakaan ini terbilang sangat innovatif, unik dan berbeda dengan perpustakaan lainnya, karena mampu menghadirkan cara yang tidak biasa agar para civitas akademika ataupun masyarakat umum, untuk tertarik membaca buku dan betah berlama-lama di perpustakaan Unsyiah.

Kalau biasanya kita meminjam buku di Perpustakaan harus bertemu dahulu dengan petugas perpustakaan dan mengisi sejumlah formulir. Lain halnya dengan Perpustakaan Unsyiah, kita bisa meminjam buku tanpa harus repot ini dan itu, karena para pengunjung bisa melakukanya dengan mudah tanpa harus bertatap muka dengan petugasnya. Ini karena di Perpustakaan Unsyiah sudah di lengkapi teknologi canggih bernama self loan station untuk peminjaman dan self return station untuk pengembalian buku.

Perpustakaan Unsyiah memang selalu berbeda, hal ini bisa kita lihat dari antusias para pengunjung yang hadir dengan berbagai kebutuhan mereka seperti mencari beragam koleksi pustaka yang dapat dijadikan acuan dan sumber ilmu pengetahuan, sharing bersama teman, mengerjakan skripsi, membuat jurnal, ataupun nongkrong di sudut cafe dan lain sebagainya.

Perpustakaan UNSYIAH Lebih dari Perpustakaan Biasa

Lebih dari puluhan ribu judul buku tersedia di Perpustakaan Unsyiah. Tidak hanya berupa buku, elektronik book (e-book) dan majalah online pun tersedia juga di perpustakaan ini. Memang sudah sewajarnya perpustakaan menyediakan buku-buku yang menjadi rujukan mahasiswa atau masyarakat pada umumnya. Tetapi ada hal yang berbeda di Perpustakaan Unsyiah! Apa itu?

Perpustakaan Unsyiah hadir sebagai pelengkap aktivitas dari pada akademika yang sebagian besar merupakan generasi milenial, jadi perpustakaannya pun harus kekinian. Hal ini terbukti bahwa di Perpustakaan Unsyiah tidak hanya sebagai tempat untuk membaca atau sebagai tempat pelarian bagi mahasiswa yang sulit bersosialisasi, tetapi juga sebagai wadah dan sarana mahasiswa untuk berkarya.

Kok bisa? Yuk, mari kita ulas satu per satu.

DUTA BACA UNSYIAH

Dibutuhkan seseorang yang peduli dengan literasi bangsa ini, tidak hanya pintar, tetapi juga harus gemar membaca, dialah yang nantinya akan menjadi Duta Baca Unsyiah. Peran inilah yang dibutuhkan untuk ikut serta menyuarakan kepada mahasiswa dan masyarakat umum, untuk senantiasa gemar membaca.

MALAJAH LIBRISYIANA

Ternyata oh ternyata, Perpustakaan Unsyiah juga merilis majalah online yang berisi aktivitas kampus. Majalah yang disebut sebagai Majalah Librisyiana ini hadir setiap triwulan. Kontennya yang disajikan tentu tidak kalah menarik dengan majalah pada umumnya, sangat innovatif dan inspiratif.

LIBRARY AWARD

Perpustakaan Unsyiah juga memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang sering meminjam buku. Kegiatan ini dirangkum dalam acara Library Award, tentu ini menjadi salah satu penyemangat bagi mahasiswa untuk senantiasa membaca yang secara tidak langsung turut mengkampanyekan gerakan gemar membaca.

UNSYIAH LIBRARY FIESTA

Tak kalah seru dengan kegiatan lainnya. Perpustakaan Unsyiah juga menyelenggarakan “Unsyiah Library Fiesta” setiap tahunnya. Kegiatan ini biasanya diisi dengan perlombaan antara lain membaca puisi, lomba menulis blog, debat bahasa, akustik dan lain sebagainya. Tahun ini juga ada lho “Unsyiah Library Fiesta 2019“, yuk ikut meramaikan!

Nah, gimana? seru bangetkan kegiatan di Perpustakaan Unsyiah. Inilah yang membuktikan bahwa Perpustakaan Unsyiah bukan sekedar perpustakaan biasa. Tidak hanya sebagai tempat untuk membaca tetapi juga mendukung kreativitas mahasiswa. Apresiasi yang diberikan dalam berbagai kegiatan positif, pastinya bisa menjadi penyemangat bagi generasi muda untuk terus berkarya dan turut menyuarakan gerakan gemar membaca. 

Perpustakaan UNSYIAH hadir dengan Fasilitas Kekinian

Selidik punya selidik, Perpustakaan Unsyiah memiliki Cafe yang bisa digunakan untuk bersantai bagi para pengunjungnya. Pastinya konsep seperti ini dihadirkan dengan maksud agar para mahasiswa tidak bosan berlama-lama di dalam perpustakaan. Suasana inilah yang membuat para milenial dapat memanfaatkan waktunya untuk lebih banyak membaca, namun tetap bisa bersantai menikmati hangatnya kopi. 

Perpustakaan Unsyiah juga menyediakan Ruang Ekspresi, tentu fasilitas ini untuk menjembatani para mahasiswa atau pengunjung yang ingin meluapkan ekspresinya dalam berkarya seperti bermain musik, membaca puisi, stand up comedy atau pertunjukan lainnya. Dengan begitu, mereka bisa menyalurkan bakat mereka masing-masing tanpa harus keluar perpustakaan. Menarik sekali, bukan?

Di Perpustakaan Unsyiah juga menjual berbagai macam kreasi mahasiswa seperti seperti gantungan kunci, boneka, wisuda gift, dan lain sebagainya. Dengan adanya fasilitas ini, tentu bisa dimanfaatkan bagi mahasiswa yang memiliki keterampilan membuat souvenir bekerja sama dengan kampus untuk meraup uang jajan tambahan. Harapannya tentu mahasiswa bisa lebih berekspresi untuk meningkatkan kreativitas, innovatif dan produktif dalam segala bidang. 

Perpustakaan UNSYIAH Terintegrasi dengan Teknologi

Seiring dengan kemajuan teknologi, perpustakaan juga turut mengimplementasikan teknologi guna mempermudah para pengunjung menikmati fasilitas perpustakan. Salah satu teknologi terbaik dari Perpustakaan Unsyiah adalah adanya portal katalog untuk mendeteksi lokasi buku tanpa harus bersusah payah mencarinya. Nah, portal ini dikenal dengan fitur aplikasi Online Public Access Catalog (OPAC) yang memudahkan kita mencari buku yang kita butuhkan.

Terdapat juga Aplikasi UILIS mobile perpustakaan Unsyiah yang telah terintegrasi dengan fitur Open Education Resource (EOR), Electronic Theses and Dissertation (ETD), dan Online Public Access Catalog (OPAC).

Fitur aplikasi ini tentunya akan mempermudah civitas akademika untuk mengakses fasilitas Perpustakaan Unsyiah hanya dalam genggaman.

Tunggu apalagi, ayo download aplikasinya melalui google play store sekarang juga atau klik tombol dibawah ini.

Kesimpulannya…

UPT. Perpustakaan Unsyiah hadir dengan segala fasilitas, inovasi dan kemudahan yang diberikan, semoga dapat menjadi sarana bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk melampaui batas diri dengan berkarya tanpa batas.

Muda harus berkarya, muda harus berinnovasi, muda harus kreatif. Saatnya lampaui batas diri, bersama Perpustakaan Unsyiah.

Saatnya Lampaui Batas Diri!